
Harga Kelapa Naik 3 Kali Lipat di Purwakarta, UMKM dan Pedagang Kelimpungan kompas.com
Harga kelapa parut di sejumlah pasar tradisional di Purwakarta melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir. Jika sebelumnya kelapa ukuran besar dijual sekitar Rp8.000 per butir, kini harganya menembus Rp25.000 atau tiga kali lipatnya.
Kenaikan harga yang signifikan ini dikeluhkan banyak pihak, mulai dari konsumen rumah tangga hingga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergantung pada kelapa sebagai bahan baku.
“Kami terpaksa tetap beli meskipun mahal. Kalau takaran dikurangi, rasa kue bisa berubah dan pelanggan kecewa,” kata Yayah, penjual kue tradisional di Purwakarta, dikutip dari Tribun Jabar, Rabu (16/4/2025).
Pasokan yang terbatas menyebabkan volume penjualan harian turun drastis. “Biasanya bisa jual sampai 700 butir per hari, sekarang maksimal cuma 400. Omzet turun hampir setengahnya,” ujar Sopyan, pedagang kelapa lainnya. Berdasarkan pantauan di lapangan, kelapa ukuran kecil kini dijual Rp15.000 per butir, sementara yang besar mencapai Rp25.000. Kenaikan harga ini mulai terasa menjelang Lebaran dan terus merangkak naik hingga pertengahan April.
Pasokan Seret, Persaingan Ketat Para pedagang menyebutkan, kelangkaan pasokan menjadi penyebab utama mahalnya harga kelapa parut. Mereka harus bersaing ketat dengan bandar besar hingga pabrik pengolahan yang menyerap kelapa dalam jumlah besar. “Kami tidak bisa menghindari persaingan dengan pembeli besar. Jumlahnya sedikit, yang rebutan banyak,” ujar Sopyan. Kondisi ini membuat pelaku usaha yang mengandalkan kelapa, terutama untuk industri kuliner dan makanan tradisional, kesulitan menjaga kelangsungan produksi dan kualitas. Pedagang dan pembeli sama-sama berharap harga kelapa segera kembali stabil agar roda usaha kembali berjalan normal. “Kami cuma ingin harga kembali wajar, supaya usaha tetap jalan dan konsumen tidak terbebani,” ujar Yayah.
Report Story
Leave Your Comment